Monday, February 20, 2012

Kampung Daun, November 2011

Sabtu pagi itu, terbangun dari tidur dan menyadari tujuan wisata Sabtu kali ini adalah Kampung Daun, Lembang, Jawa Barat. Teringat akan kemampuan fotografi dengan models yang sudah lama tak teruji. Dengan sigap, langsung menuju kamar mandi, menghabiskan air secukupnya, memoles wajah dan memilih baju dengan warna terbaik untuk tampil di frame kamera. Yaaa, mengingat tak jarang fotografer yang satu ini juga dijadikan model untuk objek pemotretan. *say cheese* ;)))) Selanjutnya, waktunya mengemas peralatan memotret seadanya.

Pukul 07.30, Camry Silver sudah menunggu di pelataran Amaris, dengan driver dan sesosok Ayah merangkap ex-bos yang ku kagumi ;) Tanpa ba-bi-bu, langsung tancap menuju lokasi. Dengan suara genderang perut yang mulai bertabuhan, dari Amaris tempat menginap menuju lokasi kurang lebih 30 menit. Cemilan yang ada di Camry pun tak ayal dikunyah perlahan. Yaaa, karena takut kehilangan momen pagi disana, jadilah menu sarapan pagi di hotel dilewatkan..

Tiba di lokasi. Kampung Daun. Terletak di sebuah lembah kecil, kawasan obyek wisata Cihideung, di belahan Utara Kota Bandung. Lokasinya yang terletak 4,7 km dari mulut Jalan Sersan Bajuri, berada di dekat pertigaan Terminal Ledeng. Arah jalan menuju Lembang. Menuju ke lokasi ini, di kanan kiri tersaji pemandangan khas pegunungan, lembah dan jurang yang curam. Dengan menyusuri jalan raya yang cenderung semakin mengecil, akhirnya tiba di bagian pintu masuk. Disambut oleh sebentuk gapura megah tampak seperti kawasan perumahan mewah. Tak jauh dari sana, terpampang onggokan rangkaian huruf membentuk tulisan Kampung Daun terbaca di pelupuk mata. Konsep awal dari restoran ini adalah villa, yang kemudian menjelma menjadi picnic area, dimana orang-orang bebas datang sembari membawa tikar dan makanan. Sambil menikmati pemandangan dan alam sekeliling yang telah disulap menjadi tak biasa.

Beragam objek mulai nampak meliuk indah disini. Naluri forografer pro pun tak ayal ingin segera dipacu. Sebelum tangan bergerak memotret, sejenak mata terhenti melihat sajian yang telah tersusun manis dan teratur di atas gubuk kami yang telah diisi sekitar 10 orang. Mendadak suara gemuruh perut kembali terdengar dan dengan cepat segera mengambil posisi terbaik untuk duduk dan melahap sajian yang mengundang selera. Pagi itu, jahe hangat, teh hangat dan kue serabi berbagai macam rasa terhidang di atas hamparan tikar khas ala pedesaan. Menu yang kupilih pagi itu, serabi keju dan jahe hangat. Cukuplah untuk menghentikan genderang yang terdengar mulai melemah di perut dan menghangatkan badan yang mulai terbawa suasana dingin khas Kota Bandung.

Pukul 08.30, models telah siap menunjukkan aksi terbaik. Para pencari gambar juga telah menyiapkan peralatan perang. Sebelum jejak kaki dilangkahkan, pengarahan oleh sang ahli terlebih dahulu dimulai. Tema pemotretan kali ini adalah models with object. 3 models telah disiapkan, tentunya dengan penampilan khas masing-masing. Tari,  dengan penampilan cute-nya. Terusan panjang cerah berwarna pink dengan padu padan blazer non formal. Ditha, penampilan khas muslimah kebanyakan. Cantik. Dengan jilbab modifikasi yang menimbulkan kesan trendy lengkap dengan baju berwarna biru terang. Sae, sosok gothic namun tetap cantik, lengkap dengan dandanan, baju, jaket dan sneakers ala rocker yang menimbulkan kesan tomboy.

Models siap menunjukkan pose terbaiknya. Beberapa spot telah ditentukan. Pengaturan pembukaan lebar, fokus, terang-gelap dan teknik lainnya saat menggunakan 'peralatan perang' masing-masing telah dijalankan. Dan, ini beberapa hasilnya... Just what i've said, fotografer pro juga tak ayal jadi objek dadakan. The one with orange shirt is me ;))

 



No comments:

Post a Comment